Epoksidasi Minyak Inti Buah Nyamplung Secara Kemoenzimatik

Authors

  • Baiq Miftah Azumi Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram
  • Dedy Suhendra Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram
  • Erin Ryantin Gunawan Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram

Keywords:

Epoksidasi, Epoksi, Kemoenzimatik, Minyak Nyamplung

Abstract

Epoksi merupakan eter siklik dengan cincin tiga anggota yang dapat diaplikasikan sebagai perekat, stabilisator, plasticizer, pelumas, dan lain-lain. Epoksidasi, yaitu reaksi pembentukan epoksi, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan baku. Pada penelitian ini epoksidasi dilakukan menggunakan minyak inti buah nyamplung (selanjutnya disebut minyak nyamplung). Epoksi dari minyak nyamplung pada penelitian ini menggunakan metode kemoenzimatik, yaitu reaksi minyak nyamplung dan hidrogen peroksida dengan enzim lipase (Lipozyme TL IM) sebagai katalis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi sintesis epoksi dari minyak nyamplung secara kemoenzimatik. Variabel-variabel yang diamati yaitu suhu reaksi, jumlah enzim, waktu reaksi dan rasio konsentrasi hidrogen peroksida dan minyak. Kondisi optimum epoksidasi yang diperoleh adalah suhu 50 °C, jumlah enzim 2,18 gram, waktu reaksi 3 jam, dan rasio konsentrasi (hidrogen peroksida: minyak) 4:1. Epoksi hasil sintesis dikarakterisasi dengan penentuan FTIR, bilangan iod, bilangan oksiran, dan viskositas. Karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya serapan C-C epoksi pada bilangan gelombang 844,89 cm-1. Persentase bilangan oksiran yang diperoleh yaitu, 1,22 % dengan konversi oksiran sebesar 35,88 %, nilai bilangan iod sebesar 25,38 mg iod/100 g sampel dan nilai viskositas 21,69 cP.

Downloads

Published

2024-05-31

How to Cite

Azumi, B. M., Suhendra, D., & Gunawan, E. R. (2024). Epoksidasi Minyak Inti Buah Nyamplung Secara Kemoenzimatik. Jurnal Ilmiah Multidisipin, 2(5), 227–233. Retrieved from https://ejournal.lumbungpare.org/index.php/jim/article/view/794